PHK Ancam Krisis Ekonomi, Pengamat Sebut Indonesia di Ambang Dekade Stagnasi
时间:2025-05-27 23:56:16 出处:休闲阅读(143)
JAKARTA,quickq加速器官网链接 DISWAY.ID --Dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kembali menghantam negara Indonesia, sejumlah Ekonom serta Pengamat Ekonomi menilai bahwa situasi ini menandai Indonesia tengah menghadapi persoalan struktural yang jauh lebih dalam daripada yang terlihat.
Menurut Pengamat Kebijakan Publk dan Ekonomi I Dosen FEB UPNVJ I Eks-OECD Advisor for Indonesia, Freesca Syafitri, masalah yang terjadi bukan hanya sekadar disrupsi teknologi saja, namun juga soal negara yang gagal membangun ekosistem digital yang adil dan sehat.
“Krisis kali ini beda kelas dari 1998. Dulu kita tumbang karena tekanan moneter dan utang luar negeri. Sekarang? Kita remuk dari dalam,bukan karena kekurangan uang, tapi karena kehilangan arah. Ini bukan sekadar krisis ekonomi, ini krisis identitas, kita nggak tahu sebenarnya mau jadi negara seperti apa,” jelas Freesca ketika dihubungi oleh Disway, pada Kamis 8 Mei 2025.
BACA JUGA:Bisnis Ritel di Indonesia Berjatuhan, Hippindo Buka Suara
BACA JUGA:Dipuji Natalius Pigai, Dedi Mulyadi Tak Mau Buru-buru Jadikan Pendidikan Ala Wamil Jadi Program Nasional
Melanjutkan, Freesca juga menambahkan bahwa masalah utama dari krisis ini tidak terletak dari gejolak global atau ketidakpastian eksternal semata.
Justru, krisis ini merupakan cermin dari pilihan-pilihan domestik yang gagal menempatkan inovasi, produktivitas, dan keberlanjutan sebagai inti pembangunan nasional.
“Subsidi masih condong pada sektor yang tidak berorientasi masa depan, anggaran riset jauh dari memadai, dan sektor media, pilar utama literasi public, mulai tumbang oleh tekanan ekonomi,” jelas Freesca.
Menurut Freesca, saat ini Indonesia sedang berdiri di persimpangan sejarah: bertahan di zona nyaman ekonomi pasif, atau melompat menjadi kekuatan baru berbasis inovasi dan produktivitas.
Namun, dirinya menilai bahwa lompatan tidak bisa terjadi jika kita terus membungkam krisis dengan euforia dan narasi normatif.
BACA JUGA:Pemprov Jabar: 272 Siswa Nakal Telah Dikirim ke Barak Militer
BACA JUGA:Natalius Pigai Apresiasi Program Wamil Dedi Mulyadi: Songsong Indonesia Emas 2045
“Dibutuhkan keberanian kolektif untuk merobek selimut ketidaknyamanan dan mengakui bahwa krisis kali ini adalah sinyal untuk menata ulang ulang fondasi,” pungkas Freesca.
上一篇: Babak Baru Perselisihan Trump vs Universitas Harvard, Dana Hibah Miliaran Dolar Terancam Melayang
下一篇: Rasio Kepemilikan Mobil Orang Indonesia Masih Tergolong Rendah
猜你喜欢
- Disebut Lebih Sehat, Berapa Kalori Kopi Hitam Tanpa Gula?
- Anies Dipanggil KPK, Relawan: Tanpa Dipanggil Pun Akan Hadir, untuk Bantu KPK
- Heboh Berita Naik Mikrotrans Tak Lagi Gratis, Dishub DKI: Itu Hoaks!
- Sedap! Bank Mandiri Perkuat Jaringan dan Layanan Digital untuk Solusi Transaksi Nasabah
- MTQ Nasional XXX 2024 Siap Digelar di Samarinda, Diikuti 1.998 Peserta dari 35 Provinsi
- Dosen Kini Lebih Fleksibel Tentukan Karier dan Sertifikasi, Ini 4 Aturan Terbaru
- Kopi Tanpa Gula, Berapa Kalorinya?
- Link Download Logo Hari Santri 2024 Resmi dari Kemenag, Ini Filosofinya
- Masuk Galeri Nasional Kini Berbayar, Berapa Harga Tiketnya?